Pelabuhan Pangkal Balam
Pelabuhan Pangkal Balam merupakan satu-satunya pelabuhan laut yang ada di Pangkalpinang Bangka. Lokasinya tidak jauh dari Pangkalpinang sekitar 5 km dari Pasar Besar Ramayana. Naiklah oplet warna merah yang ada tulisan rute : Pangkalpinang - Pangkal Balam. Ongkosnya Rp5000 sudah sampai ke dermaga penumpang.
Kapal-kapal yang sandar di Pangkal Balam umumnya melayani penumpang dengan tujuan Jakarta dan Tanjung Pandan Belitung serta Palembang. Untuk tujuan Jakarta, hanya melayani angkutan barang dan kendaraan (truk, mobil pribadi dll). Kapal-kapal tujuan Jakarta seperti KM Sahabat; KM Sylvia.
Untuk tujuan Tanjung Pandan Belitung dilayani kapal ekspres Km Bahari. Tarif Km Bahari tujuan Tanjung Pandan Rp214 ribu untuk kelas Eksekutif untuk kelas bisnis lebih murah yaitu di bawah Rp200 ribu. Tarif ini sudah termasuk pajak. Lama perjalanan dari Pangkal Balam ke Tanjung Pandan sekitar 4 jam. Berangkat satu kali satu hari. Pada waktu kunjungan saya terakhir yaitu tanggal 15 sampai 19 Oktober 2013 yang lalu yaitu berangkat dari Pangkal Balam jam 13 setiap hari. Berangkat dari Tanjung Pandan jam 7 pagi setiap hari kecuali hari Selasa, pelayaran libur.
Gambar ruang dalam kapal ekspres Km Bahari ketika berlayar dari Pangkal Balam Bangka ke Tanjung Pandan Belitung. Tempat duduk sekitar 200 penumpang. Ruangan kapal dilengkapi fasilitas pendingin AC sehingga membuat perjalanan menjadi nyaman. Tak terasa waktu 4 jam itu sangat singkat ketika kapal merapat di dermaga Laskar Pelangi Tanjung Pandan.
Selamat berlibur!
Suasana pelayaran ketika kapal sedang melaju diikuti buih-buih di buritan dan di haluan kapal membuat kenangan indah yang tak mudah lupa
Kesan dan Saran
- Kondisi pelabuhan Pangkal Balam seperti kurang diperhatikan pemerintah daerah sebab jalan menuju ke pelabuhan ini tidak rapi, kurang bersih terutama di pintu gerbang pelabuhan. Bahkan tidak ada pintu gerbang, yang ada hanya tukang parkir sambil duduk di jalanan untuk memungut biaya parkir setiap kendaraan masuk pelabuhan. Berbeda dengan pelabuhan Tanjung Pandan Laskar Pelangi, kondisinya lebih bagus, rapi terlihat telah dikelola dengan baik. Lebih teratur, dermaga kapalnya sudah baik, masa pelabuhan kita di Bangka kalah kondisinya dengan pelabuhan Tanjung Pandan. Malu dong ...
- Sarana berupa angkot ke arah tempat-tempat wisata harusnya ada karena tidak semua turis atau wisatawan itu berkantong tebal kasihan dong yang duitnya pas-pasan atau backpacker yang mampunya hanya berjalan kaki atau sewa sepeda. Asal tahu di Bangka tidak ada rental motor atau sepeda. Semuanya serba dicarter ke segala jurusan di luar rute tetapnya. Kelihatannya parawisata di Bangka Belitung belum dikelola dengan sungguh-sungguh. Jadi jangan heran jika pendapatan daerah dari sektor pariwisata sepertinya jauh tertinggal dibandingkan daerah lain di Indonesia.
- Tempat menginap alias penginapan alias hotel tidak diatur atau terkesan dibiarkan begitu saja apa adanya. Tarif hotel melati atau standar Rp.170 ribu per malam hanya kondisi bangunannya seperti rumah tanpa sarapan pagi. Dibandingkan dengan di kondisi dan tarif hotel di Tanjung Pandan, kiranya di negeri Laskar Pelangi terlihat lebih profesional. Terbukti tarif hotel yang berlokasi tidak jauh dari pelabuhan Tanjung Pandan hanya Rp165 ribu dengan fasilitas AC, tempat tidur empuk, handuk, sabun dan ditambah sarapan pagi tentunya.
- Makanan asli seperti martabak bangka yang manis itu, saat ini sudah sulit dicari keberadaannya. Saya ketemu martabak ini di Sungai Liat namanya martabak manis seperti dijual orang di Jawa. Di Pangkalpinang saya sudah cari kemana-mana dari pasar BTC, jl Mesjid Jami, Jl Balai, Jl A Yani, Jl Mentok sampai ke Girimaya, saya sudah mencarinya tapi tidak ketemu. Sebagai orang yang telah lama meninggalkan Bangka, saya rindu makanan asli tapi kecewa sepertinya suasana makanan di Bangka sudah meniru menu dari Jawa seperti Pecel Lele, Nasi goreng, Bakso, Mie ayam. Bosan deh makanan seperti itu di Jawa dan di Jakarta, saya sudah sering ketemu hampir setiap saat. Kiranya perlu digalakkan lagi makanan asli Bangka seperti Martbak, Lakso, Burgo, Tekwan, Pempek, Lempah Kuning. Di Pangkalpinang ada satu warung khusus yang masak dan menjual Lempah Kuning yaitu berlokasi tidak jauh dari Pasar Ramayana, tepatnya di jalan menuju ke gereja ke arah Pasar Besar. Rasanya lezat, segar menambah selera makanku. Menu Lempah Kuning sulit atau tidak bisa dipasarkan di Jakarta sebab di Jakarta tidak bisa menyediakan ikan segar (belum dieskan) dan juga terasinya yang enak, yang cocok untuk lauk Lempah Kuning ini. Harga satu paket lauk Lempah Kuning di warung ini Rp15 ribu yang terdari dari nasi putih, satu piring lempah kuning lengkap dengan ikannya beberapa potongan besar dan tentu saja ditambah 'tambo' satu piring nasi putih. Enak aok?
setuju banget dengan saran2 di atas
BalasHapus